Kesalahan Umum Pemula Saat Bermain Tenis

Kesalahan Umum Pemula Saat Bermain Tenis. Pada 27 Oktober 2025, saat Paris Masters memasuki perempat final dengan duel sengit Jannik Sinner versus Carlos Alcaraz, dan Hong Kong Tennis Open menyambut hujan unggulan wanita seperti Elena Rybakina, satu pelajaran abadi dari turnamen ini adalah betapa rawannya pemula terhadap kesalahan dasar yang bisa dihindari. Di lapangan lokal Indonesia, klub tenis melaporkan lonjakan 25% pendaftaran pemula sejak awal musim gugur, tapi banyak yang frustrasi karena pukulan liar atau stamina cepat habis. Kesalahan umum ini bukan nasib buruk, melainkan pola yang bisa diperbaiki dengan kesadaran dini. Artikel ini kupas tiga jebakan terbesar: teknik grip, footwork, serta manajemen energi dan mental, lengkap dengan tips sederhana agar Anda—pemula ambisius—bisa loncat dari error-prone ke court-smart dalam waktu singkat. Yuk, hindari lubang jebakan yang sama dan nikmati tenis tanpa drama. BERITA BOLA

Kesalahan Grip dan Ayunan Raket yang Merusak Akurasi: Kesalahan Umum Pemula Saat Bermain Tenis

Grip raket yang salah adalah dosa pertama pemula, seperti memegang setir mobil terbalik—semua gerakan jadi kacau. Kebanyakan pemula pegang raket terlalu ketat, seperti memeras jeruk, yang bikin pergelangan tangan kaku dan pukulan datar tanpa topspin. Akibatnya, bola sering out atau net, dengan error rate mencapai 60% di sesi awal. Grip ideal: continental untuk servis fleksibel, eastern forehand untuk groundstroke stabil—pangkal jari telunjuk di bevel raket seperti memegang palu. Pegang longgar, biarkan otot lengan rileks hingga kontak bola, di mana Anda "brush" raket dari bawah ke atas untuk efek lengkung.

Ayunan raket jadi korban selanjutnya: pemula sering swing terlalu panjang atau kaku, mulai dari bahu bukan pinggul, hilang momentum dan presisi. Di Paris Masters kemarin, Alcaraz tunjukkan ayunan mulus dari uncoil pinggul, transfer energi penuh untuk pukulan tepat sudut. Tips pemula: latih shadow swing 50 kali tanpa bola, fokus arc pendek dan follow-through ke arah target. Hindari overhit; mulai lambat, target 70% bola in sebelum kecepatan. Dengan koreksi ini, akurasi naik 40% dalam dua minggu, ubah frustrasi jadi poin mudah. Jangan biarkan grip jadi musuh; sesuaikan dengan tangan Anda, dan raket akan terasa ekstensi alami.

Footwork Lambat yang Bikin Lapangan Terasa Luas: Kesalahan Umum Pemula Saat Bermain Tenis

Footwork buruk membuat lapangan 23 meter terasa seperti marathon, dan ini jebakan klasik pemula yang abaikan kaki demi tangan. Langkah besar atau statis saat bola datang picu posisi buruk, pukulan lemah, dan cedera ankle yang naik 35% di kalangan amatir musim ini. Pemula sering lupa ready position: lutut fleksibel, berat di bola kaki, siap split step—lompat kecil saat lawan pukul—untuk reaksi 0,2 detik lebih cepat. Tanpa ini, coverage baseline jadi mimpi buruk, terutama saat return servis 150 km/jam.

Di Hong Kong Open hari ini, Rybakina glid lapangan dengan shuffle samping dan crossover run efisien, capai bola lebar tanpa boros energi. Pemula, mulai drill cone: taruh lima kerucut di baseline, gerak samping sentuh bergantian dalam 20 detik, ulang 5 set. Tambah footwork ladder untuk ritme cepat, fokus small steps bukan lompatan. Hindari kesalahan umum: jangan crossover terlalu dini untuk jarak pendek; gunakan side shuffle. Latih 15 menit per sesi, dan lapangan akan menyusut—rally panjang tak lagi ancam, malah jadi kesempatan counter. Footwork adalah pondasi; kuatkan kaki, dan tubuh ikut lincah.

Manajemen Energi dan Mental yang Rapuh di Match

Pemula sering kehabisan bensin di set kedua karena manajemen energi buruk, gabung mental goyah yang bikin satu error jadi spiral kekalahan. Energi habis dari overexertion: servis keras setiap poin atau chase bola tanpa strategi, padahal tenis butuh 70% efisiensi, bukan 100% tenaga. Di Paris, Sinner hemat energi dengan pukulan aman baseline, simpan ledakan untuk poin krusial. Pemula, atur napas: hembus panjang saat ayun, jaga detak jantung di bawah 150 bpm antar poin. Minum setiap changeover, dan prioritaskan sleep 8 jam—kurang tidur turunkan fokus 20%.

Mental rapuh muncul saat tekanan: overthink skor atau lawan, picu choke di deuce. Solusi: fokus process cue seperti "target tengah" per pukulan, abaikan outcome. Visualisasi pra-match 5 menit bayangkan comeback sukses, seperti Rybakina lakukan di Hong Kong. Hindari all-or-nothing; main percentage tennis—70% pukulan aman—untuk bangun momentum. Catat post-match: apa trigger error? Ini ubah kekalahan jadi pelajaran. Dengan manajemen ini, stamina tahan dua set, mental tetap tajam, dan match terasa wajar, bukan perang habis-habisan.

Kesimpulan

Kesalahan umum pemula di tenis 2025—grip salah, footwork lambat, manajemen lemah—adalah rintangan awal yang bisa dirobohkan dengan latihan sadar dan kesabaran, seperti terlihat di Paris dan Hong Kong Masters. Bukan soal sempurna instan, tapi koreksi kecil yang akumulasi jadi kebiasaan pro. Mulai hari ini: perbaiki grip di cermin, drill footwork pagi, dan cue mental sebelum pukul. Lapangan bukan musuh; ini kanvas untuk progress Anda. Hindari jebakan ini, dan tenis akan beri reward: poin manis, stamina panjang, serta rasa percaya diri yang bikin ketagihan. Pegang raket, ke court, dan main pintar—musim gugur ini milik Anda. Selamat berevolusi!

 

BACA SELENGKAPNYA DI...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *